Senin, 01 Desember 2008

Pendidikan = investasi

Judul di atas jika dibaca, banyak orang akan mafhum dan legawa. Padahal jika keberhasilan sebuah investasi selalu dikaitkan dengan keberhasilan finansial, maka sebenarnya saya tidak yakin bahwa pendidikan adalah suatu investasi. Berapa banyak konglomerat yang kaya karena ia berpendidikan ? Berapa banyak orang kaya yang dihasilkan dari dunia pendidikan ? Adakah 1 persen wisudawan akhirnya mampu jadi "orang" (baca : orang kaya)?

Belakangan ini dunia pendidikan semakin ditarik ke area bisnis. Mendirikan sekolah adalah bisnis dan investasi. Sekolah-sekolah internasional berjamuran, tampaknya dengan pertimbangan bisnis (semoga saya salah). Jaman dulu sekolah dan universitas yang baik speaks for itself, tidak perlu menyewa PR dan marketing profesional, tetapi jaman sekarang ini sekolah biasa bisa digandrungi karena kemampuan PR yang hebat dan sekolah OK bisa terpuruk karena PR yang jelek. Di satu sisi para remaja ingin berhura-hura sambil tetap memperoleh prestige sebagai orang sekolahan (mau keren tapi tidak mau capek bikin tugas). Di sisi lain para PR menawarkan konsep sekolah yang fun, yang menawarkan konsep happy dari sejak sekolah sampai lulusnya pun happy ending karena kalau lulus nanti kamu bisa jadi bos untuk dirimu sendiri, tidak kerja buat orang lain (ntar kalau dimarahin bos, ga fun dong).

Dan gong dari gejala ini adalah saat pendidikan dianggap berhasil jika banyak fulus tercurah bagi sarjana ini. Betapa lucunya, ternyata pendidikan dinilai keberhasilannya dari apa yang dia peroleh. Saat dia bersekolah dia mengambil dan mengambil tanpa pernah memberi, dan saat dia lulus pun ternyata keberhasilannya diukur dari seberapa banyak dia dapat mengambil. Tidak ada kesempatan sama sekali untuk dinilai dari apa yang diberikan keluar. Nilai altruis benar-benar tidak keren dan tidak penting. Nilai egoistis adalah nilai terpenting. Tidak heran manusia yang katanya berpendidikan pun bisa bersikap layaknya anjing yang berebut sepotong daging. Karena manusia sudah dinilai jauhhhh lebih rendah dari natur mulianya.

Sekali lagi, semoga saya salah...

Tidak ada komentar: