Rabu, 13 Februari 2013

Jaring Pengaman / Jaring Kematian... Judul Alternatif : Live Hard ( not Die Hard )

Dahulu, saat seorang anak gagal dalam ujiannya, maka nilai rapornya akan turun dan jika kegagalan tersebut cukup signifikan, maka ada kemungkinan ia akan tinggal kelas. Saat ini jika seorang anak gagal dalam ujian, maka ada mekanisme “Remidi” (yang mungkin berasal dari kata Remedy ?) sehingga ia dapat mengulang ujiannya dengan soal yang cukup mirip hingga ia lolos. Hal yang sama berlaku untuk Ujian Nasional.

Saat ini, menurut pengamatan saya, baik orang tua maupun pihak sekolah seolah membentangkan jaring pengaman yang maha besar untuk menjaga agar seorang anak tidak terluka dan merana, secara psikis dijaga agar si anak tidak minder (jangan mencela, menghukum dan memarahi karena akan melukai psikologinya) dan tidak tertekan (jangan dipaksa untuk belajar lebih banyak) serta memiliki kepercayaan diri (selalu dipuji bahkan untuk hasil yang kurang baik) secara material dijaga agar seluruh kebutuhan terpenuhi tanpa si anak bersusah payah (segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk sekolah harus ada, semua alat komunikasi harus ada karena semua temannya punya), dan dalam pendidikan pun dijaga agar si anak jalannya mulus dan lancar dengan segala macam guru les, bimbingan belajar, modul ringkasan (biar tidak menghafal dari buku yang tebal) dan remidi. Yang menjadi pertanyaan, hingga umur berapakah seorang anak membutuhkan jaring pengaman ini? Hingga umur berapakah seorang anak masih layak disebut “kanak-kanak” ?

Jaring pengaman yang dipasang melewati masa kedaluarsanya akhirnya malah menjadi jaring yang mematikan. Seorang anak yang saat ini bukan lagi anak-anak, akhirnya menjadi orang yang hidup di alam yang indah semu, tidak menyadari bahaya di sekitarnya, dan tidak hati-hati karena sudah terlalu terbiasa menjadi teledor, sayangnya saat jaring tersebut hilang, lingkungan yang keras dan kebiasaan teledor tersebut akan menyakitkan si anak yang secara usia sudah sangat dewasa, karena saat selip dan jatuh, tidak ada jaring pengaman, dan karena tidak siap jatuh, maka jatuhnya akan sangat menyakitkan. Jika anak yang dewasa ini tidak dapat mengatasi jatuhnya diri tersebut, maka dia tidak akan dapat melanjutkan hidupnya.

Setiap anak seharusnya bukan dilindungi oleh jaring pengaman tetapi diajar untuk menjalani hidupnya kelak. Saya tidak pernah melihat orang tua jaman dahulu yang memasang pakaian dan semua alat-alat keamanan pada diri seorang anak yang belajar berjalan, tetapi orang tua selalu berada di dekat si anak agar mudah menolong saat si anak terjatuh, dan menjaga agar jatuhnya tidak fatal. Biarkan si anak memilih aksinya dan menanggung hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dari pilihannya. Life are supposed to be challenging. Hidup tidak akan mudah. Teach the child to live hard, not to die hard. Seorang pembimbing yang baik akan membimbing si anak untuk mampu dan berprestasi dengan hidup dengan keras, saat dewasa nanti si anak akan menjadi pejuang yang bertanggungjawab. Dengan boomingnya segala macam film tentang superhero, seharusnya setiap orang tua dan guru dapat melihat, bahkan dalam cerita-cerita superhero pun, pada saat pertama kali seorang superhero dibimbing dengan keras, diajar untuk menerima konsekuensi baik yang enak maupun tidak enak atas perbuatannya.

Maka jika menemukan mayoritas pemuda sekarang tidak dewasa, tidak bertanggung jawab, tidak mau menanggung konsekuensi, sebenarnya kesalahan terbesar perlu ditujukan kepada orang-orang yang memasang jaring pengaman dengan terlalu berlebihan. Seorang mahasiswa dengan kemampuan yang minim tidak berusaha untuk menambah kemampuan, tetapi tidak siap menghadapi konsekuensi bahwa kemampuannya tidak cukup untuk dunia kerja. Seorang mahasiswa yang kurang keras belajar sehingga tidak lulus dalam sebuah mata kuliah, terkadang tidak mau menerima konsekuensi bahwa ia mungkin dapat tertunda wisudanya. Seorang mahasiswa yang tidak teliti dan asal-asalan dalam perencanaan studinya, juga tidak mau menerima konsekuensi bahwa kelulusannya dapat tertunda. Seorang mahasiswa yang pernah melakukan kecurangan sulit menerima konsekuensi bahwa ia dapat dikeluarkan dari universitasnya. Seorang mahasiswa yang kurang mementingkan kuliah sehingga total nilainya rendah, tidak mau menerima konsekuensi bahwa ia dapat di-drop out. Seorang mahasiswa yang membuat tugasnya saat detik-detik terakhir, tidak mau menerima konsekuensi bahwa jika ada kendala yang terjadi di saat-saat terakhir maka dosen tidak harus memakluminya. Dengan ketidakdewasaan semacam itu, maka mereka akan mudah tergerus saat masuk ke mesin kehidupan yang keras. Lulusan (kalau lulus) dengan kemampuan minim akan heran mengapa ia tidak dapat memperoleh pekerjaan, lulusan yang berhasil mendapat pekerjaan akan menjadi sangat penuntut dan bekerja seadanya, tidak memiliki inisiatif dan kreatifitas, bekerja hanya mengerjakan apa yang disuruh dengan asal-asalan, setiap ada kegagalan maka yang pertama dicari adalah siapa yang bersalah karena tidak mendukung, dan pekerja semacam ini mungkin akhirnya akan menjadi kutu loncat, baik pindah-pindah tempat pekerjaan, ataupun pindah-pindah profesi, karena tidak mampu menangani kesulitan dan ketidakenakan dalam bekerja. Dan saat usianya telah sangat dewasa, mereka akan menjadi sadar bahwa selama ini hidup dalam alam buatan dan menyadari sekarang alam itu sudah tidak ada, tetapi kesadaran ini terkadang membawa bibit keputusasaan yang berujung pada pemilihan pemecahan masalah yang lebih salah lagi.

Oleh karena itu, hai para orang tua dan pendidik, mari walau mungkin sudah agak terlambat, tetapi mari kita pakai waktu yang ada untuk mempersiapkan superhero-superhero ini untuk menghadapi para villain yang maha kejam. Mari tunjukkan kryptonite mereka masing-masing, dan ajar mereka untuk menerima akibatnya.

Minggu, 06 Maret 2011

Best Movie Ever *IMO*

Sebagai penggemar film, ada beberapa film yang begitu mengesankan sehingga saya ingin banyak pihak ikut menikmati film-film ini jika ada kesempatan. Beberapa film tersebut (urutan tidak menunjukkan tingkat keindahan film) adalah seperti berikut ini (courtesy IMDB utk detailnya ) :


1. Ran
An elderly lord abdicates to his three sons, and the two corrupt ones turn against him.
Director: Akira Kurosawa
Screenplay Writers: Akira Kurosawa, Hideo Oguni, and Masato Ide
Stars: Tatsuya Nakadai, Akira Terao and Jinpachi Nezu
"Film jadul yang versi DVDnya direstore supaya tampilannya jelas. Film ini merupakan adaptasi dari "King Lear"nya Shakespeare, penyutradaraannya sangat bagus, kalimat2nya cerdas dan tajam, begitu bagusnya sampai durasi yang panjang tidak terasa, dan menontonnya sambil melongo..."



2. Seven Samurai
A poor village under attack by bandits recruits seven unemployed samurai to help them defend themselves.
Director: Akira Kurosawa
Writers: Akira Kurosawa, Shinobu Hashimoto, and Hideo Oguni
Stars: ToshirĂ´ Mifune, Takashi Shimura and Keiko Tsushima
"Satu lagi garapan Akira Kurosawa yang terkenal di seluruh dunia dan menginspirasi beberapa film Hollywood termasuk The Magnificent Seven, Bug's Life, sampai Ocean's Eleven."



3. Eternal Sunshine of the Spotless Mind
A couple undergo a procedure to erase each other from their memories when their relationship turns sour, but it is only through the process of loss that they discover what they had to begin with.
Director: Michel Gondry
Writers: Charlie Kaufman (story), Michel Gondry (story), and Pierre Bismuth
Stars: Jim Carrey, Kate Winslet and Tom Wilkinson
"Film cerdas dengan tampilan yg indah, plot yang unik, berdasarkan penggambaran romantisme yang realistik dan tidak mendayu-dayu..."


4. Pleasantville
Two 1990's teenagers find themselves in a 1950's sitcom where their influence begins to profoundly change that complacent world.
Director: Gary Ross
Writer: Gary Ross
Stars: Tobey Maguire, Jeff Daniels and Joan Allen
"Sebuah film artistik yang unik tentang sempurna yang tidak nyata dan tidak sempurna yang nyata."


5. Being John Malkovich
A puppeteer discovers a portal that leads literally into the head of the movie star, John Malkovich.
Director: Spike Jonze
Writer: Charlie Kaufman
Stars: John Cusack, Cameron Diaz and Catherine Keener
"Film unik yang penuh dengan ide yang tidak biasa tentang hidup dalam diri seorang John Malkovich. Film ini membuat saya mulai mengidolakan John Cusack, John Malkovich, bahkan Cameron Diaz."



6. Memento
A man, suffering from short-term memory loss, uses notes and tattoos to hunt for the man he thinks killed his wife.
Director: Christopher Nolan
Writers: Jonathan Nolan (short story "Memento Mori"), Christopher Nolan (screenplay)
Stars: Guy Pearce, Carrie-Anne Moss and Joe Pantoliano
"Sebelum Inception, Memento adalah sebuah karya kreatif garapan Nolan tentang penderita short term memory loss dengan plot yang sangat cerdas, dengan cerita yang dimulai dari tamat dan diakhiri dengan adegan awal. Jangan pernah berkedip, kumpulkan setiap fakta saat menonton film ini :p"


7. The Green Mile
The story about the lives of guards on death row leading up to the execution of black man accused of child murder & rape, who has the power of faith healing.
Director: Frank Darabont
Writers: Stephen King (novel), Frank Darabont (screenplay)
Stars: Tom Hanks, Michael Clarke Duncan and David Morse
"Film Stephen King yang ngerinya mengharukan, jadi tidak seperti biasanya ... Akting seluruh pemeran sangat bagus."


8. Life is Beautiful
A Jewish man has a wonderful romance with the help of his humour, but must use that same quality to protect his son in a Nazi death camp.
Director: Roberto Benigni
Writers: Vincenzo Cerami (story), Roberto Benigni (story)
Stars: Roberto Benigni, Nicoletta Braschi and Giorgio Cantarini
"Seorang ayah berusaha menihilkan kengerian holocaust yang dialami oleh keluarganya di hadapan anaknya yang masih kecil. Film tentang holocaust yang disajikan dengan berbeda. Dalam kelucuan kita menangis, saat menitikkan air mata kita tersenyum sedikit."


9. Not One Less
In a remote mountain village, the teacher must leave for a month, and the mayor can find only a 13-year old girl, Wei Minzhi, to substitute. The teacher leaves one stick of chalk for each day and promises her an extra 10 yuan if there's not one less student when he returns. Within days, poverty forces the class troublemaker, Zhang Huike, to leave for the city to work. Minzhi, possessed of a stubborn streak, determines to bring him back. She enlists the 26 remaining pupils in earning money for her trip. She hitches to Jiangjiakou City and begins her search.
Director: Yimou Zhang
Writer: Xiangsheng Shi
Stars: Minzhi Wei, Huike Zhang and Zhenda Tian
"Karya pertama Zhang YiMou yang menarik perhatian saya, dan sejak itu saya selalu memburu film2 karyanya yang lain. Hingga saat ini semua karyanya yang lain belum pernah mengecewakan tetapi karya yang paling asli seperti bunga liar yang paling indah adalah Not One Less. Btw, akting seluruh personel termasuk figuran di film ini benar2 sangat bagus, padahal kebanyakan dari mereka hanyalah penduduk desa terpencil. Benar2 jauh dengan akting si Bibir di CSI........"


10. A Beautiful Mind
After a brilliant but asocial mathematician accepts secret work in cryptography, his life takes a turn to the nightmarish.
Director: Ron Howard
Writers: Akiva Goldsman, Sylvia Nasar (book)
Stars: Russell Crowe, Ed Harris and Jennifer Connelly
"Penampilan Russel Crowe benar-benar layak mendapatkan Oscar, sayangnya Oscar tahun itu penuh nuansa politik, benar-benar tidak layak jika Crowe pada tahun itu dikalahkan Denzel Washington. Maka saat nominasi berikutnya Crowe mendapat Oscar belas kasihan / permintaan maaf. Lupakan soal Oscar, yang penting film ini digambarkan dengan sangat indah, suram, dan membuat merinding, terutama adegan saat ..... tidak jadi deh, nanti jadi spoiler :p"


11. I am Sam
A mentally retarded man fights for custody of his 7-year-old daughter, and in the process teaches his cold-hearted lawyer the value of love and family.
Director: Jessie Nelson
Writers: Kristine Johnson, Jessie Nelson
Stars: Sean Penn, Michelle Pfeiffer and Dakota Fanning
"Bukan film cheesy tetapi film ini benar2 harus ditonton bareng dengan sekotak tissue, saya sdh menonton berkali-kali dan selama itu mata saya tidak pernah berhasil kering. Penampilan yang mengesankan Sean Penn dan Dakota Fanning, ditambah penampilan Michelle Pfeiffer yang tidak seperti karakter yang biasa dia perankan. Dan beberapa lagu Beatles diperdengarkan dengan apik di film ini."


12. Traffic
A conservative judge is appointed by the President to spearhead America's escalating war against drugs, only to discover that his teenage daughter is an addict.
Director: Steven Soderbergh
Writers: Simon Moore (miniseries Traffik), Stephen Gaghan (screenplay)
Stars: Michael Douglas, Benicio Del Toro and Catherine Zeta-Jones
"Jauh sebelum Crash, Traffic adalah film pertama yang saya tonton yang memiliki plot dimana beberapa tokoh terlilit masalah dalam kehidupannya sendiri-sendiri, dan akhirnya pada suatu titik mereka berbenturan dan berada dalam satu episode. Plot ini saat itu membuat saya terkesan karena baru pertama kali ini saya alami, akting Benicio del Toro sangat meyakinkan. Penulisan cerita di Traffic ini menurut saya lebih rapi daripada Crash, akting tokoh-tokohnya juga lebih real."

13. Good Will Hunting

14. Gone With The Wind

15. In the Valley of Elah


16. Little Miss Sunshine
A family determined to get their young daughter into the finals of a beauty pageant take a cross-country trip in their VW bus.
Directors: Jonathan Dayton, Valerie Faris
Writer: Michael Arndt
Stars: Steve Carell, Toni Collette and Greg Kinnear
"Kontes kecantikan disajikan secara berbeda di film ini, tidak ada kesan menyebalkan yang biasanya menyertai calon putri :D Jempol untuk penulis, sutradara, dan seluruh aktor dan aktris, termasuk si kecil Abigail Breslin dan si remaja Paul Dano. Kontes kecantikan yang menjadi persoalan serius dalam sebuah keluarga yang masing-masing personelnya memiliki persoalan yang jauh lebih serius :D Film ini diawali dan diakhiri dengan baik. Jarang sekali film yang dapat mengelola jalan cerita secara konsisten seperti ini, sering sebuah film diawali dengan baik tetapi eksekusi endingnya mengecewakan, tetapi film ini layak mendapatkan tepuk tangan sebagai penutup."

17. 21 grams

18. Seven

19. The Life of David Gale

20. Lord of The Ring

21. Million Dollar Baby

22. Nine

23. In Cold Blood

24. The Sound of Music

25. Stranger than Fiction

26. The Producers

27. Truman Show

28. Bruce Almighty

29. Les Choristes (The Chorus)

30. Billy Elliot

31. Cinema Paradiso

32. Hotel Rwanda

33. Saving Private Ryan

34. The Hurt Locker

35. Matchstick Men

36. Mystic River

37. Back To the Future


38. Flight of the Navigator
In 1978, a boy is moved 8 years into the future and has an adventure with the alien ship that is responsible for that.
Director: Randal Kleiser
Writers: Mark H. Baker, Michael Burton, and Matt MacManus
Stars: Joey Cramer, Paul Reubens and Veronica Cartwright
"Bagaimana lagi, ini film pertama yang saya tonton di bioskop tanpa orang tua sebagai pendamping :p I have to put this movie ..."

39. Passion of the Christ

40. Brave Heart

41. In the Name of the Father

42. Cinderella Man

43. Master and Commander

44. LA Confidential

45. How To Train Your Dragon

46. Shrek

47. Finding Nemo

48. Ice Age

49. Usual Suspect

50. Hero

51. Bodyguards and Assasins

52. Little Big Soldier

53. Warlords

54. Red Cliff

55. LA Confidential

56. Edward Scissorhands

57. The King's Speech

Minggu, 15 November 2009

Daftar restoran/kafe yang ramah terhadap non perokok

Menanggapi usul dari beberapa rekan, akhirnya saya buat juga daftar restoran-restoran bebas asap rokok. Rumah makan yang saya harap tercantum di daftar ini nantinya adalah rumah makan yang secara kebijakan memang melarang adanya perokok, jadi bukan hanya kebetulan tidak ada perokok saat kita berkunjung ke sana. Menilik pengalaman tidak enak terakhir saya, bahkan tanda no smoking pun bukan jaminan resto tersebut akan melarang perokok.

Karena masih baru, sementara isi daftar ini baru sedikit. Semoga rekan-rekan yang lain dapat menambahkan isi daftar ini sehingga kalau kita bingung mau makan di mana, kita tinggal mencari inspirasi dari daftar ini :D sebagai wujud penghargaan kita terhadap kebijakan rumah makan tersebut.

Daftar rumah makan anti rokok saat ini adalah :

1. The Duck King
Saya cukup terkesan bahwa resto ini masuk daftar rumah makan anti rokok, mengingat sebelum diberlakukannya perda, saya membuang nama resto ini dari rekomendasi saya karena saat saya mengalami saat-saat yang menyesakkan di sana, manajer resto menyatakan bahwa kebijakan restonya adalah semua area = smoking area.
Tetapi saat saya mencoba berkunjung ke sana pasca perda anti rokok, saya menanyakan kepada pelayannya apakah ada area merokok, dan dia menjawab, maaf bu, kebijakan resto kami semua area adalah no smoking area. Plok plok plok, dan saya dengan hati ringan masuk ke resto ini untuk menikmati santapan lezat walau harus merogoh kocek cukup dalam...

2. Pizza Hut (di Galaxy Mall, masukan dari Njoto Benarkah)
Konon di resto ini tdk ada tempat utk perokok, semua area = no smoking area... Jempol untuk pizza hut yang konsisten, sejak sebelum perda diberlakukan, saya sudah respect karena resto ini sangat ramah dalam memperlakukan non perokok. Dia akan dengan tegas memindah perokok ke area merokok, dan tidak seperti resto lain yang menempatkan perokok di area terbaik dan non perokok di area terjepit di dalam, sebaliknya pizza hut dulu menempatkan non perokok di area terbaik dari restonya dan meletakkan perokok di bagian paling dalam yang jauh dari posisi non perokok, sehingga asapnya benar-benar tidak menjangkau kita. Salut untuk Pizza Hut.

3. XO dan XO Suki (at least di TP)
Semua area dinyatakan sebagai no smoking area.

4. Ayam Panggang dan Ice Juice Kedungsari

Nah, pengalaman di resto yang positif melarang perokok baru ini saja, tetapi saya memiliki perkiraan bahwa seluruh resto di TP juga memberlakukan larangan ini.

Apakah ada yang dapat mengkonfirmasi atau memberi tambahan ?

Daftar restoran/kafe yang kurang ramah terhadap non perokok seperti saya

Selama ini sebelum Perda Anti Rokok ditetapkan, saya di dalam hati sudah menyusun daftar resto yang bagi saya tidak menunjang kenyamanan saya menikmati makanan yang sudah saya bayar. Tetapi biasanya daftar ini berisi resto-resto yang tidak memiliki no-smoking area, alias semua area boleh dipake ngebul-ngebul.

Tetapi belakangan ini daftar tersebut berubah seiring dengan diberlakukannya perda anti rokok. Semua resto dan tempat makan yang ada di mall yang ok secara otomatis tidak mengijinkan adanya perokok lagi. Dan akhirnya saya bisa menikmati hawa segar sambil melahap makanan yang sedap. Walau demikian, ada juga beberapa resto yang ternyata tetap mengijinkan para perokok ini merajalela dengan dalih mereka sudah (terlanjur) membeli fan untuk menyedot asap rokok. Masalahnya fan ini letaknya di atas, sehingga sebelum asap ini sampai ke atas, ternyata si asap ingin jalan2 dulu belok ke meja sebelah.

Setelah beberapa kali mengalami ketidakenakan walau katanya perda anti rokok sudah diberlakukan sejak tahun lalu, akhirnya saya berpikir bahwa selama ini para perokok pasif sesuai dengan namanya sudah terlalu pasif untuk bereaksi memperjuangkan haknya. Karena kita selama ini diam, maka para perokok dengan maju tak gentar terus maju menggempur dan menyerbu seluruh area pertahanan kita. Untuk itulah saya bertekad untuk membuat daftar ini berdasarkan pengalaman saya dan mengajak para non perokok lainnya untuk tidak diam dan pasrah saja. Kita tidak akan mati kok kalau tidak makan di resto-resto ini. Biarlah mereka memilih, mereka ingin melayani perokok atau non perokok, tetapi tidak keduanya...

Daftar ini akan saya update setiap ada pengalaman baru. Untuk sementara ini, maka daftar yang telah tersusun adalah seperti berikut ini:

1. Papa Ron's Pizza
Mereka menyediakan smoking area, tetapi tidak dilengkapi sekat, dan semua sofa yang tersedia hanya untuk smoking area. Jadi non smoker, kalian jangan lama-lama akan di sana, dan jangan bersantai-santai di sofa juga. Entah apa filosofi di balik ini, padahal non smoker jelas bisa makan lebih banyak karena teorinya merokok dapat mengenyangkan.

2. Restoran Tempo Doeloe alias Ikan Bakar Cianjur
Saat di resto ini saya duduk di salah satu sudut. Pelayan tidak pernah memberi peringatan bahwa sudut ini adalah sudut perokok. Saya mengira resto ini bebas asap rokok karena ada papan NO SMOKING yang bertengger di salah satu dinding. Saat saya duduk di sana, ada pengunjung lain yang baru datang menempati meja di sebelah saya dan merokok. Saat saya complain ke pelayan, mereka meminta saya pindah dengan alasan ruang itu memang untuk perokok. Padahal tidak ada penyekat tertutup yang akan menghambat asap dari ruang tersebut ke ruang-ruang lain. Jadi saya memutuskan tidak makan di sana, tetapi sayangnya pesanan saya ternyata sudah dimasak sehingga tidak bisa saya batalkan. Selain saya ada rombongan lain yang juga terpaksa pindah karena terganggu asap rokok. Setelah kejadian ini saya baru ingat bahwa di cabang lain dari resto ini saya pernah malu dan sungkan karena membawa tamu asing yang alergi asap rokok (alergi dalam arti sebenarnya, dia bisa sesak napas). Akibatnya tamu saya harus berdiri menunggu di luar resto. Memalukan sekali.

3. Sebuah resto di SUTOS
Sayangnya nama resto ini tidak saya catat karena saya tidak makan di resto ini dan hanya sekedar lewat. Saat itulah saya melihat beberapa pengunjung yang duduk di luar dengan nikmat menghembuskan asap rokok sehingga saya memilih untuk mencari jalan lain yang udaranya lebih segar.

4. Pujasera Nikimura (dekat UNTAG) (Masukan dari Susanto Benny)
Pujaseranya tertutup plus full ac.. waktu makan disana ada seorang susuk2 dengan asiknya menhisap rokok dan mengepulkan asapnya dengan nikmatnya.. otomatis tuh asap terbang dengan "indah"-nya kemana-mana... para waiter disana hanya cuek dan pura-pura tidak tau.. padahal ada beberapa tamu yang sangat menderita mencium asap rokok >.< (especially me)

5. Dunkin donuts RMI (dari surat pembaca kompas
http://www.kompas.com/suratpembaca/read/11211 )

6. Resto Kebun Palm di CITO (Masukan dari Syanne Helly)

7. BonCafe Manyar (Masukan dari Syanne Helly)

8. Java Mocha Cafe di TP2...
Hmmm, ternyata di TP ada jg resto/cafe yang bebas merokok... Cafe ini terletak di TP yang notabene melarang perokok selain di ruangan khusus perokok. Dan dengan nekatnya pelayan-pelayan di sini mengijinkan asap kebal-kebul para perokok yg duduk di depan sehingga saat saya berjalan keluar dari ATM BCA yang terletak di seberangnya otomatis saya mencium bau asap rokok.

Apakah ada yang ingin menambahkan ?

Sabtu, 14 November 2009

Merokok dan Kentut

Apakah bedanya merokok dan kentut ?
Jelas beda, setidaknya kentut adalah suatu hal yang alami dan tidak terelakkan selama manusia atau binatang itu masih hidup, sedangkan merokok adalah aktivitas tambahan yang dapat dilakukan atau tidak tergantung pilihan.

Nah, jika memang berbeda mengapa judul artikel ini mengaitkan kedua hal itu ? Karena selain perbedaan, ada sedikit persamaan juga antara kentut dan merokok ini. Salah satunya adalah orang yang merokok dan kentut biasanya merasakan suatu kelegaan, sedangkan orang-orang yang ada di sekitarnya di lain pihak justru merasakan kesesakan karena harus menahan napas. Kedua hal ini juga termasuk aktivitas yang menimbulkan "polusi udara"...

Yang saya herankan, aktivitas merokok dan kentut ini walau sama-sama menyebalkan orang lain, tetapi seolah mendapat perilaku yang berbeda. Seseorang yang ketahuan kentut di depan umum biasanya merasa sangat malu, mereka cenderung menutup-nutupi aktivitas ini dengan berbagai cara. Bahkan secara etis, kita merasa kalau ingin kentut jangan di depan umum, pergilah ke toilet atau tempat terbuka di mana tidak ada satu makhluk pun yang akan terganggu oleh siraman gas anda.

Sedangkan seorang perokok dengan bangga melakukan aktivitas ini di depan umum tanpa rasa malu, jangankan malu, bahkan jika ditegur pun, ia akan melotot kepada pihak yang menegurnya dan bahkan dengan sinis tetap meneruskan aktivitasnya. Seperti yang dialami seorang ibu yang naik angkot, saat seorang bapak naik ke angkot sambil membawa rokok si ibu meminta bapak tersebut mematikan rokoknya. Dan jawaban si bapak adalah, kalau tidak mau kena asap rokok, naik taxi saja.

Padahal merokok ini aktivitas yang benar-benar merampas hak hidup dan hak atas udara bersih yang dimiliki oleh manusia lain. Merokok ini lebih merugikan dibandingkan kentut, setidaknya kentut tidak mengancam jiwa manusia lain bukan ? Sedangkan perokok pasif jelas lebih kecil kans hidupnya.

Maka bagi saya merokok bukan cuma sekedar aktivitas seperti makan tahu campur. Merokok bagi saya menunjukkan kekerdilan jiwa seseorang. Seorang perokok yang tidak mampu mengendalikan nafsunya tanpa memandang kepentingan orang lain jelas juga sulit dianggap sebagai manusia yang bertanggung jawab. Bagaimana saya dapat mempercayai orang tersebut, kalau untuk mengendalikan nafsunya saja ia tidak mampu, untuk nafsu tersebut ia dapat dengan mudah mengabaikan hak hidup orang lain. (Sempat ada wacana dari beberapa rekan, agar para perokok ini dapat meneruskan hobinya tanpa membunuh orang lain, sebaiknya mereka memakai helm atau kantong agar asap rokok mereka tidak keluar dan masuk ke paru-paru orang lain)

Kesimpulan : Jika saat ini anda adalah perokok dan anda merasa anda bukan orang yang tidak bertanggung jawab dan seenaknya sendiri, saatnya anda tunjukkan hal itu sekarang... Jika anda masih cuek, maka perilaku anda itu adalah semacam pembenaran bagi kesimpulan yang sudah saya ambil.

Kamis, 21 Mei 2009

After 30 (judul alternatif : Dokter cilik, dai cilik, penyiar cilik, insinyur cilik dan segala yang cilik-cilik...)

Saat membaca pemberitaan di surat kabar, dan dari hasil menguping pembicaraan ibu-ibu baik di angkot, maupun saat lagi mampir ke sekolah-sekolah, saya mengamati ada sebuah fenomena yang belakangan ini menjadi ukuran keberhasilan. Hal itu adalah pencapaian pada usia yang belum waktunya.

Seseorang saat ini dihargai tidak cukup dari apa yang berhasil dicapainya, tetapi juga dari kapan ia berhasil mencapainya. Jadi jika pakde saya adalah direktur sebuah perusahaan, pernyataan itu tidak terlalu menarik minat, toh jaman sekarang direktur sudah banyak di mana-mana, tetapi jika saya menyatakan keponakan saya yang masih 12 tahun sudah menjadi direktur, nah, baru kepala-kepala itu akan menoleh. Prestasi jadi terasa belum begitu jreeeenng kalau tidak dibarengi dengan masa pencapaian yang lebih cepat dari kewajaran.

Yah, semua pasti setuju bahwa waktu itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena waktu tidak dapat berulang. Semua pasti mengamini kalau kita bisa mencapainya dengan cepat, mengapa harus diperlambat ? Saya juga amat setuju dengan hal itu. Tetapi apakah fenomena yang ada saat ini bersesuaian dengan falsafah waktu tadi ?

Kelas Percepatan

Coba kita lihat, berapa banyak kelas percepatan yang disediakan. Betapa para ibu dan bapak yang terhormat membanggakan betapa anak-anak mereka masuk kelas percepatan.

Dahulu tidak ada kelas percepatan, tetapi terkadang ada satu atau dua anak jenius yang dapat lompat kelas, jadi mereka dapat menyelesaikan sekolah lebih cepat dari seharusnya. Pada jaman kuliah, mahasiswa-mahasiswa canggih juga dapat selesai lebih cepat dengan mengambil mata kuliah yang lebih banyak dari rekan-rekan lainnya tiap semester.

Jadi bedanya apa dengan kelas percepatan ini ? Bedanya adalah jumlah siswa lompat kelas sangat sedikit dan mahasiswa yang lulus lebih cepat juga sangat sedikit, sedangkan siswa kelas percepatan walaupun masih minoritas tetapi jumlahnya terbilang lumayan. Apakah lebih banyak siswa pintar ? Ternyata di koran saya membaca ada ibu yang membanggakan anaknya yang ikut kelas percepatan dengan menyatakan bahwa anak ini belajar 11 jam sehari di luar jam sekolah. Wow ! Anak ini juga masih diperlengkapi dengan kursus-kursus.

Jika anak ini memang benar pintar, apakah ia membutuhkan berbagai kursus ? Apakah ia perlu menghabiskan seluruh waktunya dalam sehari untuk belajar ? Jadi sebenarnya anak ini didorong di luar batas kemampuannya bukan ? Anak ini sebenarnya tumbuh normal, tetapi ia dipaksa untuk lebih cepat dan cepat dan cepat. Ini tidak normal.


Pembabadan kurikulum

Kurikulum juga menjadi korban falsafah cepat, cepat dan cepat saat ini. Sudah berapa banyak kurikulum di universitas yang dipangkas habis supaya mahasiswanya dapat lulus dengan cepat. Jika dulu mahasiswa brilian dapat lulus dengan cepat, maka sekarang mahasiswa ogah-ogahan pun dapat lulus lumayan cepat karena kalau dulu mahasiswa yang lulus cepat karena ia mampu menyesuaikan kemampuan otaknya dengan beban kuliah, sekarang beban kuliah harus disesuaikan dengan kemampuan otak rata-rata. Bagi saya ini juga tidak normal.

Kesimpulan

Seperti saya nyatakan sebelumnya, menjadi dokter, pendeta, dai, penyiar, insinyur dan sebagainya itu biasa, yang luar biasa adalah kalau mereka masih sangat muda. Tanpa menyebut nama saya membaca ada seorang pendeta yang membanggakan bahwa ia telah mencapai gelar rohaniwan itu di usia yang boleh dibilang masih sangat muda sehingga sebelum usia 30 tahun ia telah mencapai berbagai macam hal.

Sebenarnya falsafah tentang waktu tadi apakah berarti maka lakukan sesuatu sebelum waktunya agar tidak membuang-buang waktu ? Atau artinya adalah lakukan sesuatu tepat pada saatnya, jangan ditunda ? Jika Yesus yang pada usia 12 tahun dengan hebat dapat berdebat dengan ahli-ahli agama terhebat pada jamannya, mengapa Ia baru mulai aktif bekerja pada usia 30 tahun ? Apakah berarti Yesus membuang 18 tahun usianya untuk kesia-siaan ? Ataukah sebenarnya Ia menunggu pada saat yang tepat. Kata kuncinya adalah pada kata TEPAT. Tepat pada waktunya adalah waktu yang terbaik, tidak dibuat lebih lambat, tetapi juga tidak dibuat lebih cepat. Maka Yesus tidak bersalah, tidak membuang waktu, tetapi Ia memanfaatkan waktunya dengan baik. Jika kita memakai segala cara yang tidak tepat untuk mempercepat proses dengan tujuan yang tidak jelas, maka sebenarnya kita sudah membuang waktu kita untuk hal yang tidak tepat. Semoga hal ini dijauhkan dari dunia pendidikan.

Senin, 30 Maret 2009

Membuat film "Situ Gintung"

Membaca pemberitaan tentang turis dadakan di Situ Gintung, saya jadi teringat film WTC yang dibintangi oleh Nicholas Cage. Di film itu, tampak bagaimana sebuah tragedi memunculkan kembali sifat kemanusiaan dan perasaan persatuan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Film itu menyedihkan di satu sisi, membanggakan di sisi yang lain, khususnya bagi warga USA. Film itu memiliki pesan moral yang jelas tentang pengorbanan dan jiwa kemanusiaan.

Stop, stop, stop. Itu kan cuma film fiksi alias tidak nyata. Oke, bagaimana dengan film 911 yang nyata-nyata sebuah film dokumenter hasil besutan seseorang yang secara tidak sengaja merekam. Mula-mula orang ini bertugas merekam video tentang para pemadam kebakaran, dan di tengah-tengah acara tiba-tiba ia terlibat dalam bencana dan ikut berlari-lari dengan kamera tetap menyala. Film ini menunjukkan bagaimana warga sekitar, para relawan, para pemadam kebakaran bahu-membahu tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri berusaha mengeluarkan dan menyelamatkan korban di lantai atas. (Apa yang diliput di film ini cocok dengan cerita seorang rekan yang pada saat kejadian sedang ada di US.)

Nah, kira-kira beberapa tahun lagi, mungkin ada film tentang tragedi Situ Gintung. Jika kita berandai-andai, kira-kira fragmen apa yang akan ditampilkan di film ini ya? Bagaimana banyak orang yang mendaftar sebagai relawan, setelah mendapat seragam dan hak masuk ke bagian dalam ternyata hanya melihat-lihat dan memilih objek yang ok untuk dijepret atau direkam dalam video? Bagaimana sekelompok anggota SAR sedang meregang-regang bersusahpayah melakukan evakuasi sambil dikelilingi sekelompok besar "turis" yang membawa anak-anak balitanya sambil memotret dengan hp sambil menyeruput minuman segar dingin? Apakah film ini akan menyedihkan di satu sisi, dan lucu di sisi yang lain? Apakah kita akan membuat genre tragedy comedy?

Mengapa reaksi atas kedua tragedi ini berbeda ya? Semoga bukan karena kedua tragedi ini terjadi atas bangsa yang berbeda.